23 Mei 2010

lalalovanana *1

mereka keluarga kecil yang bahagia. alan, melissa dan dua anak mereka yang masih kecil. danny baru duduk di kelas 4 SD, sedangkan anna di teka nol besar. mereka berdua sama-sama lucu. danny tampan seperti ayahnya dan anna cantik seperti ibunya.

aku lana, tetangga mereka.

aku pindah ke kota ini sejak masih duduk di kelas 1 SMU. sejak saat itu, tidak ada lagi teman masa kecil yang kuketahui keberadannya. tak seorangpun. aku terasing dari dunia masa lalu dan sibuk beradaptasi dengan dunia masa kini. hingga aku bertemu ryan. lebih tepatnya, dipertemukan. ryan adalah anak dari kerabat orangtua ku. ryan sangat pintar, jenius dan ambisius. sangat ambisius, bahkan terlalu ambisius.

aku tak pernah menyalahkan seseorang karena ia ambisius. bagiku ambisi adalah semangat. ibarat bara yang masih menyala ketika kayu mulai habis terbakar. seperti bensin yang menyebabkan kendaraan bisa terus berjalan dan mengantar seseorang kemanapun dia ingin pergi. juga seperti gas yang menyebabkan kompor bisa menyala dan mengeluarkan api. hingga aku masih bisa membuatkan secangkir kopi setelah membelinya dari mini market di ujung jalan untuk ryan. kopi hitam dengan sedikit gula untuk menemaninya begadang hampir setiap malam. untuk membuatnya tetap terjaga. sehingga ia bisa menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai pekerjaan yang belum selesai siang tadi. berkali-kali ku tawarkan bantuan untuknya. namun dia selalu menolak. "cukup dengan kopi" ucapnya manis. demikian saja, aku sudah mengerti. aku paham perasaan itu.

ryan adalah arsitek muda yang hebat. lulus dengan predikat cum laude dari universitas negeri ternama di Indonesia dan sedang menyelesaikan tesis S2 untuk mendapatkan gelar master di bidang desain interior. satu hal yang membuatku tak menolak ketika orangtuaku mengenalkan kami adalah kepintarannya. bagiku, pintar itu seksi. aku suka melihat seorang yang mengerenyitkan kening saat ia mencoba mengerjakan soal fisika, matematika, kimia dan sejenisnya. aku suka saat seseorang tersenyum ketika ia merasa menemukan cara yang mungkin bisa berhasil untuk memecahkan soal itu. aku suka mendengar suara decak yang keluar saat cara yang dipikirnya akan berhasil, ternyata gagal. aku suka saat seseorang berusaha untuk lebih konsentrasi, karena baru saja gagal. dan aku sangat suka teriakan "yes!!", "yea!!", "yeaahhh..." saat soal tersebut berhasil terpecahkan. aku sangat suka itu semua.

ryan sangat sering begitu. walaupun waktu yang dia luangkan untukku hanya sedikit, aku tak keberatan. hanya melihat dia bekerja saja, aku sudah senang. membuatkan secangkir kopi hitam panas untuknya, melihat dia meminum kopi tersebut seteguk demi seteguk karena masih panas. hmpfh.. aku rindu ryan. ryan yang penuh semangat dan ambisi. ambisi untuk mengejar cita-cita, ambisi untuk bisa mengetahui segala, ambisi untuk menaklukan dunia. aku tak pernah menyangka, kalau hanya ambisi itulah yang mampu mengistirahatkannya. menenangkannya. menidurkannya. menghentikannya dari kesibukan dunia.

ya. ryan telah meninggalkan bumi ini. dia sudah beristirahat di alam disana. tak ada lagi soal-soal fisika, kimia dan matematika rumit yang berusaha ia kerjakan. tak ada lagi kopi hitam panas yang ia teguk sedikit demi sedikit, hampir setiap malam. meja kerjanya kini rapi. tak ada lagi kertas-kertas berserakan. padahal, belum genap 3 tahun sejak kami memulai kehidupan baru bersama. dan belum genap 2 tahun sejak aku melahirkan emma.

as I promise you..

if you wonder what my humanity paradise is,
I'll answer,
they are my mom, my dad and my bro..
just to be with them, it's been perfect for me..



[Bogor, 160809]

confession of the galaus *8

there are several people whom i hope could give any attention,, but they dont..
there are several people which i even do not care about their existency,, moreover attention,, but they do..
there are several people who are too much care about anything,, till make me sick..
there are several people who cares to nothing, then make me confuse..



[Jakarta, 121209]

22 Mei 2010

confession of the galaus *11

okeh..
saya masih harus lebih banyak belajar lagi tentang hidup..
tentang kehidupan..
tentang dunia..
tentang manusia yang ada di dunia...

saya masih harus belajar tentang penguasaan diri..
pengendalian emosi,,
perasaan,,
tingkah laku,,
perkataan,,
perbuatan,,
hubungan interpersonal..

sungguh saya belum menjadi apa-apa..
belum menjadi siapa-siapa..
saya masih harus belajar banyak...
banyak sekali...
jika diibaratkan 100 anak tangga,, mungkin saya baru sampai di anak tangga ke-5..
sungguh masih sangat jauuh perjalanan ini...

semoga saya masih diberikan waktu..
Amin..



[Jakarta, 240110]

20 Mei 2010

hari ini, 12 tahun lalu

12 tahun lalu, saya masih SD. Bertempat tinggal di daerah Jatinegara. Belum terlalu paham tentang dunia per-mahasiswa-an. Yang saya tahu, ayah saya pernah menjadi mahasiswa hukum. Demikian pula halnya dengan 4 orang paman. Selain itu, saya hanya melihat dari tv. Menjadi mahasiswa sepertinya menyenangkan. Bebas memakai baju apapun. Bisa diganti setiap hari. Sepatu pun bisa warna warni. tidak seperti anak sekolah yang harus memakai seragam -yang harus dimasukan ke dalam rok atau celana- dan juga sepatu hitam.

12 tahun lalu, saya melihat di televisi. Tentang 4 mahasiswa Trisakti yang tewas tertembak peluru besi. Yang paling teringat, seorang yang bernama Elang. Such a brave name. Brave person. Lalu, image mahasiswa di kepala saya pun menjadi agak berubah. Seorang yang kritis. Pintar. Menggunakan pakaian bebas, terlihat santai. Tapi dibalik itu, sebenarnya mereka selalu berpikir. Ditambah lagi embel-embel kata MAHA di depan kata siswa. Saya semakin ingin cepat-cepat bisa sampai ke titik itu. Titik, dimana saya menjadi seorang MAHAsiswa..

12 tahun setelah itu, tugas saya sebagai mahasiswa selesai sudah.
Kritis? not all the time.
Pintar? not shown all time.
Kelihatan santai tapi sebenernya berpikir? yes, I'm a thinker.
Merasakan dahsyatnya kata MAHA di depan kata siswa?? I don't know.

However, setelah 12 tahun berlalu, kasus itu belom jelas.
Tentang oknum yang sangat saya percaya sebagai dalang atas perintah penembakan dengan menggunakan peluru besi? Dia aman-aman saja. Dia memang sempat "hilang" for a while. Tapi sekarang sudah kembali dan punya kekuatan politik lagi. Yang saya percaya, jika dia berhasil menduduki kursi pemimpin, akan sama otoriternya dengan yang lalu.

hari ini, 12 Mei 2010
23.16



[Jakarta, 120510]

tentang Mimpi, Cinta dan Cita

aku pernah bermimpi tentang ini..
aku pernah bermimpi tentang itu..
aku pernah bermimpi tentang cinta..
aku juga pernah bermimpi tentang cita..
lalu aku lupa akan mimpi-mimpi itu..
aku lupa akan cinta..
aku juga lupa akan cita..
tapi aku tak mau lupa kamu..
mungkin kamu akan tinggalkan aku..
atau aku yang tinggalkan kamu..
tapi kamu akan tetap di hati..
selamanya..



inspired by "Peter Panda"
[Bogor, 100809]

(mengutip *2) Presiden Sukarno

beri aku 1000 orang
dan dengan mereka aku akan menggerakan gunung semeru
beri aku 10 PEMUDA yang membara cintanya kepada tanah air
dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia

*bung Karno cuma minta 10 pemuda untuk mengguncang dunia..
dan jumlah KITA lebih dari 10..
jangan apatis Indonesia..
KITA PASTI BISA!!
INDONESIA UNITE

selamat ulang tahun Indonesia ku..
semoga aku bisa berbuat lebih banyak lagi untuk mu..



[Jakarta, 170809]

(mengutip) Presiden Sukarno

Aku ingin Indonesia dikenal orang
Aku ingin dunia tau bagaimana rupa orang Indonesia
dan melihat bahwa Kami bukan bangsa yang tolol, seperti orang Belanda berulang-ulang menyebut Kami
bukan lagi inlader goblok yang hanya pantas diludahi
bahwa Kami bukan lagi bangsa kelas 2 yang berjalan menunduk-nunduk dengan memakai sarung dan ikat kepala, membungkuk2an diri seperti yang diinginkan majikan-majikan kolonial Kami dulu



[Bogor, 160809]

Memori 7 Tahun yang Lalu

tinggi..
putih..
bahu lebar..
mata sipit..
senyum tipis..
memandang dari kejauhan..

ia tak dapatkan apa-apa..
hanya ada punggung yang bergerak menjauh..
jauh..
jauh..
dan semakin jauh..
hingga ia harus memaksa diri, agar mau menerima kenyataan bahwa pada akhirnya punggung tersebut akan segera menghilang..
dan mungkin,,
untuk selamanya..

sebenarnya, punggung itu tak mau langsung pergi..
sebenarnya, punggung itu ingin tinggal lebih lama lagi..
tapi ia tak bisa memilih..
ia tak punya pilihan..

sebenarnya, punggung itu pun bimbang..
punggung itu pun tak yakin akan bisa bertemu lagi..
tak yakin akan bisa melihat sinar kebahagian yang terpancar dari mata itu lagi..
tak yakin akan bisa melihat pancaran aura peduli yang keluar dari tatapan mata itu lagi..
tak yakin akan menemukan yang lain yang bisa seperti itu lagi..
semuanya serba penuh dengan ketidakyakinan..
tapi, punggung itu tak tau harus bagaimana..
tak akan sempat waktu untuk bertanya..
tak akan cukup kata untuk bicara..

tapi ia tak sanggup bendung lagi..
hingga akhirnya ia pun menoleh..

didapatinya orang itu sedang tertegun..
seolah sadar dan harus menerima kenyataan bahwa semua sudah berakhir..
sedetik kemudian ia melempar senyum..
senyuman paling manis sedunia..
senyuman paling indah seantero jagad raya..
seolah mencoba mengikhlaskan semua yang pernah ada..
seolah berusaha merelakan segalanya..

namun mata tak sanggup berdusta..
tatapannya masih nanar..
masih getir..
seolah tak percaya bahwa semua harus berakhir..
seolah tak rela kalau semua harus selesai..

punggung pun tak sanggup lagi..
tak ada balasan senyum yang ia lemparkan..
hanya kepala yang merunduk perlahan..
mata yang mulai berair..
dan tenggorokan yang terasa kering..
ia merasa tak sanggup lagi untuk mengangkat kepala..
tapi demi orang itu, ia harus bisa..

memang tak ada balasan senyum yang ia lemparkan..
hanya ada tatapan dua bola mata..
pandangan jauh menerawang..
tapi ada sejuta makna dari tatapan yang ia berikan..
sebagai balasan untuk tatapan nanar yang penuh kegetiran..
sebagai balasan dari senyum tipis paling manis sedunia..
paling indah seantero jagad raya..
semoga tatapan itu cukup untuk menjawab segala pertanyaan..
memberi arah untuk segala kebimbangan..
dan memberi penguatan atas segala ketakutan..

sambil menangis dalam hati, ia pun berpaling..
perlahan melangkahkan kaki..
bergerak menjauh..
jauh..
dan semakin jauh..
tanpa pernah menoleh lagi..

memori itu masih tersimpan dengan sangat sempurna di kepala..
binar mata itu..
senyum tipis itu..
tatapan getir itu..
rasanya seperti baru kemarin..
padahal sudah 7 tahun berlalu..
memori 7 tahun yang lalu..



[Bogor, 310509]

judul lagu semua..

Tentang Dia.. (Melly ft. Evan)
hatinya sedang Galau.. (Titi DJ)
Risau.. (Melly)
ingin berbagi Tentang Rasa.. (Olif)
tapi Tak Ada Yang Bisa.. (Andra and the Backbones)
ingin bisa Pandangi Langit Malam Ini.. (Jikustik)
untuk sekedar melihat Cahaya Bulan.. (Eros ft. Okta)
namun langit tertutup Awan Hitam.. (Silver)


dia bilang Aku Tak Ingin Sendiri.. (BCL)
tapi dia memang Sendiri.. (Tere)
segala Membekas Di Hati.. (Laluna)
Mengapa Ini Yang Terjadi?? (Tere ft Valen)
haruskah dia Berhenti Berharap?? (SO7)



[Bogor, 050309]

Musik, Selera Pasar dan Seni

Saya pribadi bersyukur saat ini indie label sudah bisa dikatakan megang. Dengan kata lain, sudah mulai diakui keberadaannya di belantika musik Indonesia. Tidak seperti dulu, dimana band-band indie hanya bisa manggung di acara-acara kampus atau sekolah saja.

Band-band indie yang memang memulai debut dengan merintis sendiri dari bawah dan punya kualitas setara untuk berada di posisi puncak, perlahan naik. Walau penikmatnya saat ini juga masih tersegmen-segmen dan terpisah-pisah, berita baiknya sekarang mereka sudah bisa memberikan angin segar dalam dunia permusikan di Indonesia dengan menggunakan media massa sebagai perantara. Baik melalui tv, radio atau internet.

Mengacu pada kekesalan khalayak karena band idolanya yang tidak bermutu kemudian menjadi bulan-bulanan makian oleh penikmat musik, menurut saya hal itu wajar dilakukan oleh pencinta seni, dalam hal ini musik. Bagi orang-orang yang menghargai karya seni, sangat mengesalkan untuk melihat sesuatu yang tidak berkualitas dielu-elukan sementara musik bagus malah tenggelam di bawahnya. Sehingga hanya bisa dinikmati oleh segelintir khalayak, yang -untungnya- cerdas. Itu sama saja dengan pembodohan massal, seperti yang sudah dilakukan oleh televisi melalui program reality show berskenario atau sinetron yang dengan sengaja menggunakan artis berkualitas wajah tinggi namun bekualitas akting rendah, untuk menjerat pengiklan. Secara tidak langsung, major label telah menyeragamkan selera musik khalayak. Dan sialnya keseragaman itu dilekatkan pada sesuatu yang -maaf- jelek.

SENI
Ya! Mungkin kata itu yang terlupakan oleh major label saat ini. Bahwa fungsi musik sebagai sebuah karya seni sudah terlupakan. Atau dengan sengaja dilupakan!? Sehingga musik hanya digunakan sebagai alat untuk meraup keuntungan dengan memajang band tidak bermutu yang kebetulan memiliki banyak penggemar di estalase perusahaan. Atau dengan kata lain, menggunakan "selera pasar" sebagai alasan.

Bersyukurlah jika kita bukan termasuk salah satu penikmat yang diseragamkan major label ke dalam alasan "selera pasar" tersebut. Karena dengan demikian, kita masih bisa menikmati seni yang disuguhkan pemusik tanah air yang mengedepankan musikalitas yang mereka miliki.

Salute untuk semua band-band berkualitas yang ada di tanah air Indonesia, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Terus berkarya dan obati telinga khalayak yang mungkin sudah sakit karena ulah major label tersebut.


[Bogor, 281208]